Adakah diantara sahabat yang
masih ngejomblo saat ini? Tahukah kalian asal muasal kata jomblo ? Jomblo
merupakan kata kuno oleh mereka yang terbiasa berpacaran dan menganggap pacaran
sebagai cara tepat untuk mencari pasangan ideal. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, jomblo itu berasal dari kata jomlo
yang artinya ‘wanita tua’. Ada juga yang bilang jomblo berasal dari Bahasa
Latin jomblous yang artinya
‘sendiri’. Seiring dengan perkembangan zaman, kata ini bermetamorfosis menjadi
istilah yang nggak disukai oleh banyak orang, yaitu laki-laki dan perempuan
yang belum punya pacar atau sudah ‘putus’ dengan pacarnya.
Belakangan ini, jomblo sudah
dijadikan sebagai pilihan oleh anak-anak muda dalam menjalani hidup. Jomblo
bahkan dijadikan ikhtiar untuk memantaskan diri bagi sang jodoh. Beda dengan
pacaran, yang sering kali hanyalah jalan pintas untuk mencicipi maksiat bersama
dengan lawan jenis. Anak muda yang menjalani masa depannya dengan menjomblo yakin
meski mereka tidak pacaran mereka pasti akan dipertemukan Allah dengan
jodohnya.
“Dan diantara bukti-bukti kekuasaan-Nya,
diciptakan-Nya untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa
tentram di sampingnya dengan diadakan-Nya rasa cinta dan kasih saying di
antaramu. Sesungguhnya dalam hal ini terdapat bukti untuk kaum yang berpikir”. (TQS.
Ar Rum: 21)
Jodoh sudah Allah ciptakan untuk
masing-masing diri kita. Jadi, tidak perlu mencarinya dengan cara yang haram.
Lagipula, tidak ada jaminan bahwa dengan pacaran akan cepat bertemu jodoh yang
kita inginkan. Insya Allah dengan
menjomblo dan memantaskan diri untuk sang jodoh kita akan segera bertemu dengan
jodoh yang kita harapkan.
“Wanita-wanita keji untuk laki-laki keji dan laki-laki keji untuk
wanita-wanita yang keji; wanita-wanita baik untuk laki-laki baik dan laki-laki
baik untuk wanita-wanita yang baik. Mereka yang dituduh bersih dari apa yang
dituduhkan oleh mereka yang menuduh. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang
mulia”. (TQS. An Nur: 26)
Ada yang bilang kalau anak muda
yang menjomblo itu karena dia tidak laku. Ini salah besar! Laku? Memang barang
dagangan? Ingat, kita diciptakan berpasang-pasangan. Ada siang, ada malam. Ada
timur, ada barat. Ada kamu, ada aku (hemm). Jodoh itu sudah ditulis di Lauhul Mahfuz, sebagaimana rezeki dan
maut (baca pembahasan tentang rezeki di sini). Artinya kita tidak perlu
‘ngobral diri’ biar laku. Sebab, masing-masing kita sudah ada pasangannya.
Tapi, apa kita tidak perlu mencari jodoh? Ini juga tidak tepat.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
nasib suatu kaum hingga kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri
mereka”. (TQS. Ar Rad: 11)
Allah tidak akan mengubah nasib
kita kalau bukan kita sendiri yang mengubahnya. Jadi, Allah memberi kita hak
untuk mengubah nasib kita. Nah, dalam hal jodoh juga sama. Kita juga harus
ikhtiar atau berusaha sekuat tenaga untuk mendapat jodoh yang kita idamkan.
Caranya dengan memantaskan diri, bukan berpangku tangan atau berpacaran.
Jomblo adalah prinsip. Sayangnya,
hanya segelintir anak muda yang punya prinsip ini. Banyak dari mereka yang
mengira punya pacar itu enak. Padahal, pacar belum tentu akan menjadi suami
atau istri dimasa depan. Masa muda mestinya kita gunakan untuk melakukan ibadah
dan kebaikan., bukan pacaran. Di umur kita yang masih muda, tidak ada yang bisa
menafsirkan bagaimana masa depan kita nantinya. Apakah kita tetap masih hidup,
atau sudah dipanggil oleh-Nya. Ingat, urusan maut hanya Allah yang tahu. Bisa
saja kan, kita yang masih muda ini dipanggil lebih dulu oleh-Nya daripada
mereka yang tua-tua.
Memang sih, ada aja orang yang
melihat sebelah mata status jomblo. Abaikan saja! Bukankah sebenarnya kita
tidak benar-benar sendiri? Ada Allah yang senantiasa bersama kita. Tapi, jangan
pula iri sama mereka yang kemana-mana bersama pacarnya. Karena, sesungguhnya
mereka ada di jalan yang salah. Tetaplah istiqamah di jalan Allah, jalan yang
diridhai-Nya.
Jomblo bukan status yang perlu
ditakuti. Takutlah kepada Allah. Tapi, takut kepada Allah bukan dengan
menjauhi-Nya., tapi justru mendekati-Nya. Takut kepada Allah itu memang unik.
Sebab, semakin kita takut kepada-Nya, semakin kita dekat dengan-Nya. Kok bisa?
Ya bisa. Orang yang takut kepada Allah akan mentaati perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, memperbanyak ibadah dan semakin sering mengerjakan amal saleh.
Coba deh lihat anak yang jomblo
dan yang pacaran. Anak yang jomblo, kalau memang menggunakan status jomblonya
untuk kebaikan, akan bisa fokus dan istiqomah memperbaiki diri, karena dia
yakin jodoh di tangan Allah. Tinggal bagaimana cara kita menjemput jodoh
tersebut, apakah dengan cari memperbaiki diri atau memperburuk diri. Sementara
itu, anak yang pacaran paling-paling fokusnya pada permainan hawa nafsu.
Waktu adalah sesuatu yang sangat
berharga. Karena itu gunakanlah dengan
sebaik-baiknya. Kita di dunia ini tidak hidup selamanya. Ada masa ketika kita
hancur dan kembali kepada-Nya. Pertanyaannya, apakah bekal kita sudah cukup?
Kalau belum, mari kita banyak-banyak berbuat baik kepada sesama dan beribadah
kepada-Nya. Waktu muda adalah waktu terindah dalam hidup kita, kita harus
mengisinya dengan hal yang indah pula. Jangan sedetik pun terlewat tanpa
perbuatan yang bermanfaat. Kalau kita dihina orang-orang yang tidak suka dengan
kejombloan kita, hiraukan saja. Anggap mereka angin lalu yang cepat hilang dan
tidak berbekas.
Sekali lagi, jomblo adalah
prinsip yang harus kita pegang sebelum menikah. Bukan sekedar menjomblo, tapi
juga memantaskan diri, fokus pada cita-cita, dan membahagiakan orang tua. Prinsip
ini harus sebisa mungkin kita pertahankan agar hidup kita semakin tertata dan
indah, baik sekarang maupun esok hari.
Tidak ada kata yang paling indah
selain ungkapan syukur kepada Allah karena kita masih dianugerahi nikmat iman.
Lihat sekeliling kita, ketika sebagian orang terlena dengan cintanya yang belum
halal, kita hidup dalam ketenangan sambil menantikan jodoh yang halal.
Jodoh itu Allah yang memberi.
Tugas kita hanya mempersiapkan dan memantaskan diri untuk menerimanya. Banyak
diantara kita yang ingin masuk surga tapi jalannya salah. Banyak juga yang
ingin jodoh saleh atau saleha tapi diri sendiri belum saleh atau saleha. Jodoh
itu ibarat kancing dan lubang baju. Kancing tidak boleh terlalu besar untuk
lubang, begitu juga sebaliknya. Orang yang berjodoh itu pasti serasi. Orang
saleh akan berjodoh dengan orang yang salehah. Bermimpi mendapatkan jodoh yang
saleh atau saleha tapi diri sendiri masih suka bermaksiat sama dengan mimpi di
siang bolong.
Terus yang udah terlanjur pacaran
gimana dong? Tanpa banyak pertimbangan saya sarankan, udah putusin aja.
Terus kalau udah putus pasti
galau, gimana dong? Udah deh, tidak ada gunanya galau. Kalau memang kita galau
karena sebab yang jelas, Islam sebagai agama yang sempurna sudah menyediakan
obat anti galau yang insya Allah tokcer.
“Ingatlah hanya dengan mengingat allah hati
akan tenang”. (TQS. A Rad: 28)
Seorang penulis yang sedang
gencar menyebarkan virus JOSS, Akhi Rahman memberikan tips yang bisa dilakukan
untuk mengobati galau :
- Ambil wudhu. Dengan berwudhu, perasaan akan fresh. Hati yang bergejolak akan tenang dan stabil kembali;
- Beristighfar. Rasulullah bersabda, “Barang siapa sennatiasa beristighfar maka Allah akan memberikan kegembiraan dari kesedihannya dan kelapangan bagi kesempitannya, serta memberikan rizki dari arah yang tiada disangka-sangka” (HR. Abu Daud)
- Shalat sunnah 2 rakaat. Niatkan sebagai shalat sunah mutlak.
- Sempatkan untuk berzikir agar kegalauan benar-benar hilang dan berganti dengan ketenangan.
- Bertobat dan memohon ampun kepada Allah dari segala perbuatan yang membuat galau. Benar-benarlah khusyuk berdo’a kepada-Nya. Sampaikan keluh kesah kepada-Nya. Karena sebaik-baik teman curhat adalah Allah dan sebaik-baik tempatnya adalah tempat shalat kita.
Nah yang perlu kita pahami lagi,
sebenarnya jomblo itu diakui Negara dan pacaran tidak. Kenapa? Silahkan deh periksa
KTP masing-masing, lalu lihat ‘status’. Di situ tertulis ‘belum nikah/lajang.
Tidak ada kan tulisan’pacaran’. Negara saja tidak mengakui pacaran, apalagi
agama. Jadi, bagi yang jomblo woles aja, aman. Bagi yang pacaran, hubungan
kalian illegal. Ops.
Sebenarnya, jombloer sejati itu
tidak benar-benar sendiri. Ada Allah yang senantiasa menemaninya. Dia selalu
menjaga dan setia mendengar curhatannya. Mereka yang pacaran sebenarnya juga
tidak benar-benar berdua, sebab setan ada di antara mereka. Jadi, pilih
ditemani Allah apa setan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar