Sabtu, 15 Maret 2014

Niat Baik Saja Tidak Cukup



Yuhuuuu.. akhirnya meluncur lagi di blog ini. Hmmm… beberapa waktu terakhir saya sempat galau. Apaaaaa???? Saya galauuuu???? Gawat neh…
Ya.. virus merah jambu itu memang benar-benar ‘virus’ ternyata, seketika saya hampir tak sadarkan diri karenanya. Virus itu hampir membunuh seluruh akal sehat saya. Ya, virus itu.. virus yang selalu di puja oleh kebanyakan manusia. Virus Merah Jambu alias Jatuh Cinta.
Bukan jatuh cinta namanya ketika tidak ada kekecewaan di dalamnya. Dan saya melewatinya dengan sempurna, tak hanya jatuh cinta tapi kecewa pun saya rasa kan 1 paket.

Sikap Yang Keliru
Sebagai muslimah dari awal saya menyadari bahwa jatuh cinta adalah sebuah penyakit ketika tidak disikapi dengan benar. Perwujudannya dalam pacaran jelas hal yang sangat di larang dalam Islam. Tapi atas nama cinta dan sebagai bukti  bahwa saya adalah sosok wanita yang normal akhirnya saya menjalani itu juga dengan harapan laki-laki ini adalah jodoh saya, saya ingin mengenalnya lebih dekat dan saya memilihnya untuk menjadi pendamping saya hingga akhir hayat. Saya hampir menapikan bahwa Allah lah yang punya kuasa atas manusia dan yang menentukan jodoh saya.
Sekian lama saya lewati hubungan ‘pacaran’ itu dengan harapan semakin lama menjalin, berjodoh dengannya pun semakin dekat. Saat  semua itu masih berjalan seakan Tuhan menunjukkan hal yang berkebalikan, akhirnya saya kecewa karena semakin jauh mengenal, hubungan itu pun semakin tidak jelas. Ditengah harap saya yang begitu besar tuk bisa menyempurnakan separuh iman dengannya, saya langsung merasa terbanting dengan kenyataan ‘apakah harapan itu benar-benar bisa terwujud?, sampai kapan saya harus menunggu?’. Well, namanya juga jatuh cinta, ‘jatuh’ = sakit. Sakit kan akhirnya.
STOP!!! Kok jadi curhat sihhh -_-
Saya hanya ingin berbagi cerita tentang kebanyakan insan yang sedang dibuai dalam percintaan. Terutama dalam jalur yang belum halal. Kebanyakan kita memang memiliki niat baik dalam proses ini, untuk saling mengenal supaya kelak berumah tangga dengan pasanganan kita gak kikuk dan intinya dalam proses analisa memilih pasangan kita menjadi jodoh kita seumur hidup sebelum pernikahan diselenggarakan. Kenyataannya, kebanyakan pacaran berakhir dengan kata ‘mantan’.
Yang mau saya ingatkan bahwa niat baik saja tidak cukup. Apa yang membuat saya galau?? Ketika saya menyadari bahwa niat baik saya untuk menjemput jodoh diiringi dengan perbuatan yang salah melalui pacaran alhasil saya kecewa. Kenyataan seperti itu tidak hanya saya mengalami, kebanyakan orang yang pacaran pasti kecewa. Gak percaya?? Coba deh yang pacaran diinget2 dulu…
Bahkan dalam segala aspek kehidupan setiap perbuatan tidak hanya cukup dengan niat baik saja. Contoh kecil ketika anda ingin membanggakan orang tua dengan ranking tinggi di sekolah tapi dari hasil contekan atau ketika anda berniat sholat tapi telinga anda tidak khusyu pada bacaan yang anda baca tapi konsen mendengarkan suara yang ada di sekitar anda. Bisa anda bayangkan sendiri hasilnya seperti apa.
Mari sahabat muslimah, sebelum kekecewaan itu terjadi pada kita luruskan lagi niat kita dengan perbuatan yang benar. Allah tak mungkin salah. Tinggal kita pelajari petunjuknya yang sudah ada dalam Al Qur'an dan Hadits. Niat Baik + Perbuatan Benar = Sempurna.


Jumat, 14 Maret 2014

Keutamaan Jum'at

Jumu'ah Mubarak...
Eh udah ketemu di hari jum’at aja neh. Sahabat muslimah tau kan kalau hari jum’at merupakan hari yang spesial. Saya katakan spesial karena Allah mentakdirkan beberapa kejadian besar pada hari tersebut. Dan juga ada beberapa amal ibadah yang dikhususkan pada malam dan siang harinya, khususnya pelaksanaan shalat Jum’at berikut amal-amal yang mengiringinya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ

"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. . . . " (HR. Abu Dawud, an Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)
Membaca Surat Al-Kahfi

Salah satu amal ibadah khusus yang diistimewakan pelakasanaannya pada hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi. Berikut ini kami sebutkan beberapa dalil shahih yang menyebutkan perintah tersebut dan keutamaannya.

1. Dari Abu Sa'id al-Khudri radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)

2. Dalam riwayat lain masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum'at." (HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249. Ibnul Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)

3. Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.

Al-Mundziri berkata: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. (Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)”

Kapan Membacanya?

Sunnah membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya. Dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.

Imam Al-Syafi'i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum'at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam al-Syafi'i: 1/237).

Mengenai hal ini, al-Hafidzh Ibnul Hajar rahimahullaah mengungkapkan dalam Amali-nya: Demikian riwayat-riwayat yang ada menggunakan kata “hari” atau “malam” Jum’at. Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud “hari” temasuk malamnya. Demikian pula sebaliknya, “malam” adalah malam jum’at dan siangnya. (Lihat: Faidh al-Qadir: 6/199).

DR Muhammad Bakar Isma’il dalam Al-Fiqh al Wadhih min al Kitab wa al Sunnah menyebutkan bahwa di antara amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari Jum’at adalah membaca surat al-Kahfi berdasarkan hadits di atas. (Al-Fiqhul Wadhih minal Kitab was Sunnah, hal 241).
Kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.

Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jum’at



Dari beberapa riwayat di atas, bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada siang harinya akan diberikan cahaya (disinari). Dan cahaya ini diberikan pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke langit. Dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ

Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS. Al-Hadid: 12)


Balasan kedua bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at berupa ampunan dosa antara dua Jum’at. Dan boleh jadi inilah maksud dari disinari di antara dua Jum’at. Karena nurr (cahaya) ketaatan akan menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman Allah Ta’ala:

إن الحسنات يُذْهِبْن السيئات

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Huud: 114)

Surat Al-Kahfi dan Fitnah Dajjal

Manfaat lain surat Al-Kahfi yang telah dijelaskan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah untuk menangkal fitnah Dajjal. Yaitu dengan membaca dan menghafal beberapa ayat dari surat Al-Kahfi. Sebagian riwayat menerangkan sepuluh yang pertama, sebagian keterangan lagi sepuluh ayat terakhir.

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits al-Nawas bin Sam’an yang cukup panjang, yang di dalam riwayat tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,  “Maka barangsiapa di antara kamu yang mendapatinya (mendapati zaman Dajjal) hendaknya ia membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi.

Dalam riwayat Muslim yang lain, dari Abu Darda’ radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” Yakni dari huru-haranya.

Imam Muslim berkata, Syu’bah berkata, “Dari bagian akhir surat al-Kahfi.” Dan Hammam berkata, “Dari permulaan surat al-Kahfi.” (Shahih Muslim, Kitab Shalah al-Mufassirin, Bab; Fadhlu Surah al-Kahfi wa Aayah al-Kursi: 6/92-93)
Imam Nawawi berkata, “Sebabnya, karena pada awal-awal surat al-Kahfi itu tedapat/ berisi keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka orang yang merenungkan tidak akan tertipu dengan fitnah Dajjal. Demikian juga pada akhirnya, yaitu firman Allah:

أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ

Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? . . .” QS. Al-Kahfi: 102. (Lihat Syarah Muslim milik Imam Nawawi: 6/93)

[Sumber : Gerai Online Wisata Hati]


Sabtu, 08 Maret 2014

Prinsip Belanja Itu Perlu dan Mampu bukan Ingin


Seberapa pun penghasilan kok sepertinya kurang terus ya. Sepertinya Anda harus mulai menyusun perencanaan keuangan keluarga yang tepat agar terhindar dari masalah keuangan semacam ini. Kebanyakan orangtua baru mengalami kesalahan dalam perencanaan keuangan keluarga mereka sehingga perencanaan keuangan keluarga seperti tak terkendali. Setiap habis gajian, uang sudah habis sedangkan bulan masih berjalan untuk beberapa minggu lagi ke depan. Kebanyakan keluarga menggantungkan kehidupan keuangan di pundak suami, sedangkan istri bertugas mengatur perencanaan keluarga dengan baik agar seberapapun penghasilan suami dapat mencukupi kebutuhan keluarga.
Namun dengan tugas rumah tangga yang sudah menumpuk, membuat para Bunda ini seperti tidak punya waktu untuk menyisihkannya sekedar melakukan perencanaan keuangan keluarga. Berikut ini beberapa tips yang bisa kami uraikan untuk mempermudah Bunda mengatur perencanaan keuangan keluarga dengan mudah dan tepat.
 
Jangan menghamburkan uang untuk keperluan yang tidak bermanfaat
Wanita identik dengan ‘shopping’. Kalau sudah asyik shopping kaum hawa ini bisa lupa waktu tanpa memikirkan berapa banyak biaya dan uang yang sudah dihamburkan. Jikalau Anda butuh berbelanja, sebisa mungkin catat keperluan yang Anda butuhkan di rumah. Misalkan susu buat si kecil, bumbu dapur, diapers, sabun cuci, pasta gigi, dan sebagainya. Tentunya Anda sedang tidak membutuhkan baju baru, sepatu baru, atau parfum baru khan? Pakailah dulu yang ada di rumah.
Memanjakan diri sekali waktu boleh saja tetapi jangan setiap minggu atau setiap bulan.
Memanjakan diri di salon? Tidak ada larangan juga sih, tetapi ingat juga budget Anda. Anda sekarang sudah berkeluarga dan harus menghidupi anggota keluarga. Anda sudah tidak boleh berpikir egois untuk kepentingan pribadi. Jadi untuk melakukan perawatan kecantikan Anda bisa mencari solusi murah dengan melakukannya sendiri di rumah.
Adakalanya Anda berpikir sesaat bahwa Anda bisa menghamburkan uang Anda saat ini. Entar kalau sudah bekerja lagi khan bisa kembali lagi uangnya. Hindari pemikiran seperti ini, karena biaya hidup akan selalu bertambah dari waktu ke waktu. Perencanaan keuangan keluarga itu perlu.
Pengeluaran yang tidak terencana akan mengakibatkan masa krisis yang berat saat bulan berjalan. Kebiasaan untuk berhutang atau melakukan pembelian barang secara kredit tanpa perhitungan pun akan membuat keuangan keluarga menjadi tidak sehat. Memiliki perabotan yang lengkap dan mengikuti trend memang hobby dari kaum bunda. Tapi ketika keuangan belum memadai hal seperti haruslah diatur sedemikian rupa. Penggunaan kartu kredit pun juga harus di hindari. Karena kartu kredit akan hanya akan membebani perencanaan keuangan keluarga. Prosentasi kondisi keuangan yang sehat adalah ketika hanya 30% dari penghasilan Anda yang digunakan untuk pembayaran cicilan hutang.
Untuk lebih bijaknya para bunda juga harus mengalokasikan 10% dari penghasilan untuk investasi bisa berupa tabungan pendidikan, pensiun dan semacamnya.
Jadi perlu diingat, meskipun saat ini para bunda sangat ingin tapi belum perlu dan keuangan belum siap maka tahanlah diri dulu untuk berbelanja. 

Yuk bikin perencanaan keuangan keluarga… ^^

Jumat, 07 Maret 2014

Terima Aku Apa Adanya

Sebuah konsep yang indah terdengar. Sangat puitis. Kalimat ini banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal hubungan dengan pasangan.
Alangkah indahnya dunia ini. Akhirnya, saya mendapatkan apa yang saya inginkan. Dia seorang pria sejati atau seorang wanita idaman. Seorang yang sangat romantis, bertanggung jawab, tidak pernah mengeluh, tidak pernah marah, tidak pernah cemberut, tidak pernah salah mengerti, selalu mendahulukan keinginan saya, selalu bertutur kata baik kepada siapa pun, penyayang, selalu ada saat dibutuhkan, selalu menceriakan suasana, dan selalu bisa mengangkat semangat saya saat sedang down. Dia begitu perhatian, mau mendengar, mau mengerti, mau menjadi sahabat yang baik, teman ngobrol yang enak, tempat curhat yang dapat diandalkan, ...dst... Dan ternyata pasangan Anda merasakan hal yang sama.
Apakah saya sedang menggambarkan kehidupan hubungan Anda? Jika Anda sudah dan sedang mengalami kondisi yang saya gambarkan diatas, selamat! Anda telah memiliki kualitas kehidupan yang diimpikan banyak orang.
Namun bagi anda yang belum merasakan kondisi yang seperti saya gambarkan di atas, mungkin inilah "apa adanya dia" : jika berbicara meledak-ledak, ngomong sering gak nyambung, hidupnya tidak disiplin, hanya mementingkan hobinya sesering salah mengerti, tidak romantik, egois, tidak bisa mengerti saya, kurang perhatian, suka berkata yang menyakitkan, tidak sabaran, terlalu pendiam, terlalu banyak omong, membosankan, tidak ekspresif, muka jutek, sering ngambek, tidak punya pendirian, kaku, tidak punya inisiatif, suka menyuruh-nyuruh, terlalu banyak maunya, suka mengatur, ... dst...
Apakah Anda sudah cukup siap, ikhlas, tabah, legowo dan tidak terbebani bersama dengan orang yang berciri-ciri seperti di atas? Apakah Anda selalu bisa menjadi orang yang selalu mengalah, orang yang sangat pengertian, tidak pernah meminta, tidak pernah menuntut? Apakah Anda yakin bisa hidup bahagia, sejahtera fisik, fikiran dan batin?
Bagaiman jika ciri-ciri yang digambarkan di atas adalah apa yang pasangan anda lihat tentang anda? Apakah Anda yakin pasangan Anda cukup kuat dan bisa ikhlas seperti yang saya gambarkan dengan kondisi di atas?
Bagaimana dengan pasangan Anda? siapkah dia, maukah dia, bahagiakah dia setiap hari bertemu dengan Anda yang suka meledak-ledak, terlalu banyak omong, banyak menuntut, egois dan sering ngambek?
Masihkan Anda mengharapkan ( menuntut) pasangan Anda untuk menerima Anda apa adanya? Bagaimana jika dia juga menuntut Anda untuk menerimanya apa adanya? Apakah Anda bisa membayangkan apa yang akan terjadi? Masihkan Anda ingin mengatakan "terima aku apa adanya" ?