Yuhuuuu.. akhirnya meluncur lagi
di blog ini. Hmmm… beberapa waktu terakhir saya sempat galau. Apaaaaa???? Saya
galauuuu???? Gawat neh…
Ya.. virus merah jambu itu memang
benar-benar ‘virus’ ternyata, seketika saya hampir tak sadarkan diri karenanya.
Virus itu hampir membunuh seluruh akal sehat saya. Ya, virus itu.. virus yang
selalu di puja oleh kebanyakan manusia. Virus Merah Jambu alias Jatuh Cinta.
Bukan jatuh cinta namanya ketika
tidak ada kekecewaan di dalamnya. Dan saya melewatinya dengan sempurna, tak
hanya jatuh cinta tapi kecewa pun saya rasa kan 1 paket.
Sikap Yang Keliru
Sebagai muslimah dari awal saya
menyadari bahwa jatuh cinta adalah sebuah penyakit ketika tidak disikapi dengan
benar. Perwujudannya dalam pacaran jelas hal yang sangat di larang dalam Islam.
Tapi atas nama cinta dan sebagai bukti
bahwa saya adalah sosok wanita yang normal akhirnya saya menjalani itu
juga dengan harapan laki-laki ini adalah jodoh saya, saya ingin mengenalnya
lebih dekat dan saya memilihnya untuk menjadi pendamping saya hingga akhir
hayat. Saya hampir menapikan bahwa Allah lah yang punya kuasa atas manusia dan
yang menentukan jodoh saya.
Sekian lama saya lewati hubungan ‘pacaran’
itu dengan harapan semakin lama menjalin, berjodoh dengannya pun semakin dekat.
Saat semua itu masih berjalan seakan
Tuhan menunjukkan hal yang berkebalikan, akhirnya saya kecewa karena semakin
jauh mengenal, hubungan itu pun semakin tidak jelas. Ditengah harap saya yang
begitu besar tuk bisa menyempurnakan separuh iman dengannya, saya langsung
merasa terbanting dengan kenyataan ‘apakah harapan itu benar-benar bisa
terwujud?, sampai kapan saya harus menunggu?’. Well, namanya juga jatuh cinta, ‘jatuh’
= sakit. Sakit kan akhirnya.
STOP!!! Kok jadi curhat sihhh -_-
Saya hanya ingin berbagi cerita
tentang kebanyakan insan yang sedang dibuai dalam percintaan. Terutama dalam
jalur yang belum halal. Kebanyakan kita memang memiliki niat baik dalam proses
ini, untuk saling mengenal supaya kelak berumah tangga dengan pasanganan kita
gak kikuk dan intinya dalam proses analisa memilih pasangan kita menjadi jodoh
kita seumur hidup sebelum pernikahan diselenggarakan. Kenyataannya, kebanyakan
pacaran berakhir dengan kata ‘mantan’.
Yang mau saya ingatkan bahwa niat
baik saja tidak cukup. Apa yang membuat saya galau?? Ketika saya menyadari
bahwa niat baik saya untuk menjemput jodoh diiringi dengan perbuatan yang salah
melalui pacaran alhasil saya kecewa. Kenyataan seperti itu tidak hanya saya
mengalami, kebanyakan orang yang pacaran pasti kecewa. Gak percaya?? Coba deh
yang pacaran diinget2 dulu…
Bahkan dalam segala aspek
kehidupan setiap perbuatan tidak hanya cukup dengan niat baik saja. Contoh kecil
ketika anda ingin membanggakan orang tua dengan ranking tinggi di sekolah tapi
dari hasil contekan atau ketika anda berniat sholat tapi telinga anda tidak
khusyu pada bacaan yang anda baca tapi konsen mendengarkan suara yang ada di sekitar
anda. Bisa anda bayangkan sendiri hasilnya seperti apa.
Mari sahabat muslimah, sebelum
kekecewaan itu terjadi pada kita luruskan lagi niat kita dengan perbuatan yang
benar. Allah tak mungkin salah. Tinggal kita pelajari petunjuknya yang sudah ada dalam Al Qur'an dan Hadits. Niat Baik + Perbuatan Benar = Sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar